Selamat Datang di SDN Rancasari UPTD Pendidikan Kec. Tanjungsiang Kab. Subang

Sabtu, 14 Februari 2015

PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF DAN MENYENANGKAN (PAKEM)

Berbeda dengan pabrik yang bahan mentahnya benda mati, sekolah menerima siswa sebagai masukan  yang berupa mahkluk hidup dengan bakat, keinginan, dan motivasi. Oleh karena itu proses pembelajaran jauh lebih rumit  perlu dirancang untuk mengaktifkan dan mengembangkan kreatifitas siswa sehingga efektif namun tetap menyenangkan.
Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM) dikenal sebagai model pembelajaran yang menitikberatkan pada penciptaan suasana belajar sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Peran aktif dari siswa sangat penting dalam rangka pembentukan generasi yang kreatif, mampu menghasilkan sesuatu bagi dirinya dan orang lain. Kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam mampu memenuhi tingkat kemampuan siswanya dalam suasana memyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh untuk belajar.
Kondisi aktif, kreatif, dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak meghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Bahkan pembelajaran yang hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran tak ubahnya seperti bermain biasa.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan PAKEM, diantaranya sebagai berikut :
1.      Memahami sifat yang dimiliki anak
Dalam kedaan normal anak memiliki sifat ingin tahu dan berimajinasi, kedua sifat tersebut merupakan modal bagi tumbuh berkembangnya sikap kritis dan kreatif, dengan memberikan pertanyaan yang menantang, mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan sederhana, dan memberikan pujian terhadap hasil karya anak merupakan upaya yang dapat dikembangkan oleh guru untuk memupuk rasa  ingin tahu dan kreatif pada diri siswa.
2.      Mengenal anak secara perorangan
Setiap anak berasal dari latar belakang dengan kemampuan belajar yang berbeda. Perbedaan ini perlu diperhatikan dan harus tercermin dalam kegiatan pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan perbedaan yang dimiliki anak ini dengan cara tutor sebaya, sehingga ketuntasan belajar anak menjadi lebih merata dan optimal.
3.      Memanfaatkan perilaku anak dalam pengorganisasian kelas
Pada dasarnya anak selalu bermain berpasangan atau berkelompok. Perilaku ini dapat dimanfaatkan dalam pengorganisasian kelas dengan cara belajar kelompok, sehingga  anak akan lebih mudah berinteraksi dan bertukar pikiran, tetapi perlu juga diimbangi dengan pemberian tugas secara perorangan agar bakat individunya menjadi lebih berkembang.
4.      Menata ruang kelas sebagai sumber belajar yang menarik
Ruangan kelas yang tertata dengan rapi secara langsung akan menumbuhkan minat belajar pada anak. Untuk menatanya dapat dilakukan dengan memajang setiap hasil pekerjaan siswa baik berupa gambar, tulisan, atau model. Selain itu hasil pekerjaan yang dipajangkan diharapkan akan memotiivasi  siswa juga sebagai inspirasi belajar bagi yang lainnya.
5.      Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar
Lingkungan dapat berperan sebagai media belajar dan objek kajian (sumber belajar) yang sangat kaya untuk bahan belajar anak. Lingkungan itu sendiri dapat dibedakan menjadi lingkungan fisik, sosial, dan budaya. Guru dapat memilihnya yang sesuai  dengan tujuan, materi, dan kondisi. Bahkan untuk menghemat biaya dan waktu guru dapat membawa atau mendatangkan sumber belajar dari lingkungan ke dalam kelas.
6.      Memberikan umpan balik
Pemberian umpan balik merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa, yang dimaksudkan untuk memberikan penguatan kepada siswa. Selain itu dengan pemberian umpan balik secara santun siswa akan lebih percaya diri dalam melaksanakan tuga-tugas belajar selanjutnya.
7.      Membedakan aktif fisik dan aktif mental

Dalam proses pembelajaran terkadang guru merasa puas jika siswa sibuk bekerja dan duduk berkelompok. Sebenarnya aktif mental dalan proses pembelajaran lebih dinginkan daripda aktif fisik. Aktif mental dapat dicermati jika siswa aktif bertanya, mengemukakan dan menanggapi gagasan. Suasana pembelajaran tersebut akan tercipta dalam kondisi menyenangkan, dimana anak terbebas dari rasa takut dan malu baik kepada guru atau teman sekelas.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar